Esta resenha pode conter spoilers
Flow cerita yang nggak rapi
Aku mulai review dari alasanku nonton dulu ya, satu-satunya alasanku nonton HPL adalah om Jaewook. Saat udah nonton, di pertengahan season aku udah mulai bisa naruh perhatian ke karakter-karakter lainnya selain yang diperanin Jaewook. Park Minyoung sebagai female lead charming. Sayangnya, struktur dan pacing cerita nggak bisa ngebuat aku cinta sama series ini.
Dulu, waktu aku masih bisa marathon drakor 16-20an episode, aku nontonnya full durasinya, no skip. Masuk di 2020s ini, aku lebih prefer untuk nonton series yang satu seasonnya ada 12 episode. Kenapa? Nggak ada filler dan struktur cerita bisa lebih rapi. Kadang, ibarat makanan, kalau porsinya pas dan ceritanya enak banget, penonton bisa minta lebih seperti season 2 atau spin-off. Win-win solution. HPL ini, karena masih pake sistem satu season 16 episode dan aku udah mulai aware juga sama story/naskah dari series, setelah episode 11an, semuanya berasa filler dan lackluster.
Goals dari setiap trope fake relationship adalah menjawab pertanyaan "apa endingnya mereka bakal jadian?" dan pertanyaan dari plot utama ini udah selesai di episode 10-11an itu. Terus sisa sekitar 5-6 episode lagi buat apa dong? Untuk wrap up subplot. Iya, struktur ceritanya aneh buatku. Kalo dibagi per-empat episode, untuk plot utama, empat episode awal (1-4) set-up untuk main character kita bisa ada agreement untuk ngejalanin fake relationship ini cukup lambat. Mereka baru deal di episode 4. Empat episode selanjutnya (5-8) untuk build-up tension antara main leads lalu empat episode setelahnya (9-12) dua karakter utama ini udah sadar akan perasaan mereka dan mutusin untuk menyudahi fake relationship mereka. Sisa episodenya? Bagusnya sih nggak pernah ada ya.
Alasan kenapa menurutku HPL dengan sistem 16 episode itu adalah strategi yang salah karena di empat episode terakhir, saat cerita utama udah berakhir bahagia masih ada subplot yang belum beres dan twist yang menurutku cheap. All of a sudden, setelah Ryan (Kim Jaewook) dan Deokmi (Park Minyoung) udah push and pull, the writer decided that they were childhood friends. Like...? Ou, that's not it. It's lazy writing. It should've stayed in the draft.
Another cliche that I hate adalah plot twist kalau Ryan dan Cha Shi-an (idolanya Deokmi) adalah saudara tiri. Deokmi life couldn't get more dramatic than this. Her idol and her lover are technically half-brothers. Jadi, yah, keliatannya writer ini kewalahan harus ngisi empat episode terakhir. Jujur, aku belum baca webtoonya tapi menurutku serial ini punya potensi kalau aja si subplot itu bisa di reworked atau malah nggak usah ada sama sekali.
Dulu, waktu aku masih bisa marathon drakor 16-20an episode, aku nontonnya full durasinya, no skip. Masuk di 2020s ini, aku lebih prefer untuk nonton series yang satu seasonnya ada 12 episode. Kenapa? Nggak ada filler dan struktur cerita bisa lebih rapi. Kadang, ibarat makanan, kalau porsinya pas dan ceritanya enak banget, penonton bisa minta lebih seperti season 2 atau spin-off. Win-win solution. HPL ini, karena masih pake sistem satu season 16 episode dan aku udah mulai aware juga sama story/naskah dari series, setelah episode 11an, semuanya berasa filler dan lackluster.
Goals dari setiap trope fake relationship adalah menjawab pertanyaan "apa endingnya mereka bakal jadian?" dan pertanyaan dari plot utama ini udah selesai di episode 10-11an itu. Terus sisa sekitar 5-6 episode lagi buat apa dong? Untuk wrap up subplot. Iya, struktur ceritanya aneh buatku. Kalo dibagi per-empat episode, untuk plot utama, empat episode awal (1-4) set-up untuk main character kita bisa ada agreement untuk ngejalanin fake relationship ini cukup lambat. Mereka baru deal di episode 4. Empat episode selanjutnya (5-8) untuk build-up tension antara main leads lalu empat episode setelahnya (9-12) dua karakter utama ini udah sadar akan perasaan mereka dan mutusin untuk menyudahi fake relationship mereka. Sisa episodenya? Bagusnya sih nggak pernah ada ya.
Alasan kenapa menurutku HPL dengan sistem 16 episode itu adalah strategi yang salah karena di empat episode terakhir, saat cerita utama udah berakhir bahagia masih ada subplot yang belum beres dan twist yang menurutku cheap. All of a sudden, setelah Ryan (Kim Jaewook) dan Deokmi (Park Minyoung) udah push and pull, the writer decided that they were childhood friends. Like...? Ou, that's not it. It's lazy writing. It should've stayed in the draft.
Another cliche that I hate adalah plot twist kalau Ryan dan Cha Shi-an (idolanya Deokmi) adalah saudara tiri. Deokmi life couldn't get more dramatic than this. Her idol and her lover are technically half-brothers. Jadi, yah, keliatannya writer ini kewalahan harus ngisi empat episode terakhir. Jujur, aku belum baca webtoonya tapi menurutku serial ini punya potensi kalau aja si subplot itu bisa di reworked atau malah nggak usah ada sama sekali.
Esta resenha foi útil para você?