Pertama tau Byung Jae karena ternyata doi sahabat karibnya Yang Se Hyung yang datang sebagai tamu di Master In The House. Lalu setelah nonton acara lain seperti On the Border sampai Abnormal Summit selalu ada dia. Jadilah lama-lama familiar.
Citra diri Byung Jae adalah polos, naif, bodoh dan lambat. Ternyata karakter itu palsu, setelah nonton Stand Up Comedynya dan ngeliat semua pemikirannya, ini orang cerdas banget. Konsepnya mirip Raditya Dika yang sebagian orang taunya lelet dan terlihat bodoh tapi aslinya cerdas. Makin gede aku tuh jadi belajar kalau komedian sebenernya orang-orang cerdas yang pakai topeng aja.
Bedanya, Raditya Dika memilih topik-topik aman tiap manggung, Byung Jae berani ambil topik-topik sensitif. Disini ia bicara banyak mengenai misoginis, feminisme, gerakan #MeToo di Korea Selatan yang melibatkan beberapa pesohor, skandal narkoba di agensinya sendiri: YG Entertainment dan membungkam haters yang selalu mengolok-olok giginya yang kuning.
Citra diri Byung Jae adalah polos, naif, bodoh dan lambat. Ternyata karakter itu palsu, setelah nonton Stand Up Comedynya dan ngeliat semua pemikirannya, ini orang cerdas banget. Konsepnya mirip Raditya Dika yang sebagian orang taunya lelet dan terlihat bodoh tapi aslinya cerdas. Makin gede aku tuh jadi belajar kalau komedian sebenernya orang-orang cerdas yang pakai topeng aja.
Bedanya, Raditya Dika memilih topik-topik aman tiap manggung, Byung Jae berani ambil topik-topik sensitif. Disini ia bicara banyak mengenai misoginis, feminisme, gerakan #MeToo di Korea Selatan yang melibatkan beberapa pesohor, skandal narkoba di agensinya sendiri: YG Entertainment dan membungkam haters yang selalu mengolok-olok giginya yang kuning.
Esta resenha foi útil para você?